Meneladani Keluarga Kudus dari Nazareth - Renungan Inspiratif Pesta Keluarga Kudus, 31 Desember 2023

Опубликовано: 29 Декабрь 2023
на канале: Bernardus Raho
423
33

PESTA KELUARGA KUDUS
KEJ. 15:1-621:1-3; IBR. 11:8.11-12.17.19
LUKAS 2:22-40

MENELADANI KELUARGA KUDUS
DARI NAZARETH

ADA SEBUAH ceritera tentang Guisepe Sarto yang kemudian dipilih menjadi Paus Pius X dan merupakan salah satu orang kudus di dalam Gereja. Ketika sudah terpilih menjadi Uskup, dia pergi mengunjungi ibunya. Setelah bertemu Sang Ibu, dengan bangga dia menunjukkan cincin uskupnya sambil berkata, “Ibu, lihatlah cincin saya yang bagus ini.” Sang ibu juga tidak mau kalah. Sambil tersenyum dia menunjukkan cincin perkawinan kepada puteranya itu dan berkata, “Anak-ku, tanpa cincin perkawinan ini, engkau tidak mungkin mendapat cincin uskupmu.” Tanpa cincin perkawinan ini, engkau tidak mungkin mendapat cincin uksupmu. Percakapan antara ibu dan anak itu kelihatannya singkat tetapi mengandung makna yang dalam. Dengan menunjukkan cincin perkawinannya, sang ibu ingin menunjukkan kepada anaknya pentingnya panggilan menjadi seorang ibu di dalam keluarga.

Hari ini kita merayakan pesta keluarga kudus. Ketika tiba waktu untuk penyucian menurut hukum Taurat, berangkatlah Maria dan Yosef ke Yerusalem untuk melakukan kewajiban keagamaannya. Menurut hukum Taurat, setiap anak sulung - baik manusia maupun hewan – harus dipersembahkan kepada Tuhan. Ketika Yosef dan Maria membawa kanak-kanak Yesus ke dalam kenisah, mereka tiba-tiba disambut oleh seorang yang bernama Simeon. Dia mengambil Yesus dan menatangNya di dalam tangan sambil memuji-muji Tuhan. Ternyata, sudah lama Dia menantikan peristiwa seperti itu terjadi. Bagi dia, tidak ada kebahagiaan yang lebih besar dari pada melihat kanak-kanak Yesus. Selain Simeon, di situ ada juga seorang nabi perempuan bernama Hanah yang sudah lanjut usianya. Dia juga mengucap syukur kepada Tuhan karena Anak itu. Sesudah semua itu, Maria dan Yosef kembali ke Nazareth.

Mengapa Keluarga Kudus dari Nazareth harus menjadi teladan bagi keluarga-keluarga Kristen? Alasannya ialah karena seluruh hidup dari keluarga Nazareth itu berpusat pada Yesus. Sekalipun sejak awal pembentukan keluarga, mereka tidak luput dari kesulitan seperti Yesus harus dilahirkan di kandang hewan, mereka harus mengungsi ke Mesir karena Herodes hendak membunuh kanak-kanak Yesus, Yesus pernah menghilang di Yerusalem pada salah satu pesta paska, mereka harus menjemput Yesus ketika Dia sedang mengajar karena dianggap tidak waras dan lain-lain sampai Yesus harus mati di kayu salib, Maria dan Yosef tetap memusatkan hidup mereka pada Yesus.

Mungkin hal ini-lah yang hendaknya kita teladani sebagai keluarga-keluarga kristen, yakni menjadikan Yesus Kristus sebagai pusat kehidupan kita. Dengan kata lain, sebagai keluarga-keluarga Kristen, kita hendaknya tidak boleh mengabaikan kehidupan doa di dalam keluarga. Penelitian dari ilmu-ilmu sosial menunjukkan ada hubungan yang kuat antara penghayatan kehidupan keagamaan dengan kebahagiaan hidup perkawinan dan berkeluarga. Karena itu, tepatlah apa yang dikatakan oleh Pater Payton, seorang promotor doa rosario dari Amerika Serikat, “family that prays together, stays together – keluarga yang berdoa bersama akan tetap tetap berkanjang”. Kalau demikian, apa pun kesulitan yang kita alami di dalam keluarga niscaya bisa teratasi karena kita memusatkan hidup kita pada Yesus melalui doa-doa kita. Studi-studi dalam Ilmu social menunjukkan bahwa kebahagiaan hidup dalam keluarga berkorelasi atau punya hubungan dengan doa-doa di dalam keluarga. Tuhan memberkati kita. Amen.


Смотрите видео Meneladani Keluarga Kudus dari Nazareth - Renungan Inspiratif Pesta Keluarga Kudus, 31 Desember 2023 онлайн без регистрации, длительностью часов минут секунд в хорошем качестве. Это видео добавил пользователь Bernardus Raho 29 Декабрь 2023, не забудьте поделиться им ссылкой с друзьями и знакомыми, на нашем сайте его посмотрели 423 раз и оно понравилось 33 людям.