MINGGU BIASA KE-20
Yes. 56:1.6-7; Rm. 11:13-15.29-32
Mat. 15:21-28
JANGAN BERHENTI BERHARAP
Pernah diceritakan tentang seseorang yang menghadap Santo Petrus dan bertanya: “Santo Petrus ada berapa orang Kristen yang ada surga”. Petrus menjawab: “Tidak ada orang Kristen di surga”. “Bagaimana dengan orang Islam? Ada berapa orang Islam yang ada di surga?” Tidak ada orang Islam di surga.” Bagaimana dengan orang Yahudi? “Tidak ada orang Yahudi di surga”, jawab Petrus. Jawaban yang sama diterima ketika orang itu bertanya tentang orang Hindu, Buddha, Shinto dan Konghucu. Kalau begitu pasti semua peghuni surga itu Katolik? Santu Petrus menjawab: “Tidak ada orang Katolik di surga”. Orang itu menjadi bingung. Kemudian dia terheran-heran lagi ketika Petrus menjawab, “Tidak orang Yahudi, Katolik, Kristen, Islam, Hindu, Buddha, Shinto, atau Konghucu di surga. Surga itu milik semua orang yang mengimani Tuhan dan mewujudkan iman itu dalam bentuk perbuatan-perbuatan baik”. Lalu Petrus meninggalkan orang itu.
*********
Ceritera ini mungkin terlalu berlebihan. Tetapi pesannya adalah kunci untuk masuk surga adalah melakukan perbuatan-perbuatan baik tanpa membedakan ras, suku, agama dan golongan. Hal seperti itulah yang ditunjukkan oleh Yesus sebagaimana diceritakan dalam Injil hari ini ketika Dia menyembuhkan seorang anak yang kerasukan setan. Hal itu terjadi ketika seorang perempuan Kanaan – bukan Yahudi - yang sangat menderita karena anaknya kerasukan setan disembuhkan oleh Yesus. Demi melakukan perbuatan kasih itu, Yesus melanggar beberapa hukum antara lain: berbicara dengan seorang perempuan di depan umum; kemudian Dia berbicara dengan seorang perempuan Kanaan musuh orang Yahudi. Berbicara dengan seorang perempuan Kanaan berarti berbicara dengan seorang musuh.
Tetapi demi kasih-Nya kepada anak yang sakit kerasukan itu, Yesus berani melakukan pelanggaran. Dalam situasi seperti itu, esus menyembuhkan anak seorang perempuan Kanaan walaupun hal itu tidak diperbolehkan menurut hukum atau adat-istiadat Yahudi. Pada mulanya sikap Yesus terhadap perempuan itu sangat keras. Tetapi ketika melihat imannya yang luar biasa teguh, maka akhirnya hati-Nya luluh juga. Ia pun mengabulkan permohonan perempuan itu. Dia pun menyembuhkan anak yang kerasukan setan itu dan ibunya sangat bersyukur dan bersukacita.
**********
Apa arti kisah ini untuk kita? Pertama, perbedaan-perbedaan entah berdasarkan suku, ras, atau agama hendaknya tidak menjadi halangan bagi untuk berbuat baik kepada siapa saja. Kalau kita hanya berbuat baik kepada orang-orang dari satu suku, daerah, atau agama, maka apakah bedanya dengan orang-orang lain yang tidak beragama? Sebab orang-orang yang tidak beragama pun berbuat demikian. Kedua, permohonan yang disertai dengan iman yang teguh pasti membuahkan hasil. Perempuan itu tidak berputus-asa sekalipun dia direndahkan dan dua kali permohonannya tidak dikabulkan. Tetapi berkat keteguhan imannya, maka akhirnya Yesus mengalah dan mengabulkan permohonannya. Karena itu janganlah berputus-asa kalau kelihatannya doa kita belum dikabulkan. Mungkin Tuhan masih mau menguji keteguhan iman kita, dan apakah kita sungguh-sungguh menginginkan apa yang kita yang minta. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Tuhan memberkati kita. Amin.
Смотрите видео Jangan Berhenti Berharap - Renungan Inspiratif Minggu Biasa ke 20, 20 Agustus 2023. онлайн без регистрации, длительностью часов минут секунд в хорошем качестве. Это видео добавил пользователь Bernardus Raho 18 Август 2023, не забудьте поделиться им ссылкой с друзьями и знакомыми, на нашем сайте его посмотрели 407 раз и оно понравилось 27 людям.