Ketidakadilan dan Pemerasan di Rumah Ibadat, Renungan Inspiratif Minggu Ke 3 Prapaskah, 03-03- 2024

Опубликовано: 01 Март 2024
на канале: Bernardus Raho
378
26

MINGGU PRAPASKA 3
YOH. 2:13 -25.

YESUSS MENGECAM KETIDAK-ADILAN
DAN PEMERASAN DI RUMAH IBADAT

Pernah diceritakan bahwa Mahatma Gandhi, pemimpin spiritual bangsa India, bepergian dari satu kota ke kota guna mengumpulkan dana untuk orang-orang miskin. Seperti biasa setibanya di sebuah kota dia berpidato dan mengetuk hati orang-orang kaya supaya mereka mengumpulkan dana untuk orang-orang miskin. Pada suatu hari setelah dia berpidato, seorang perempuan tua yang miskin bangun dari tempat duduknya. Rambutnya sudah beruban dan pakaiannya compang-comping. Dia nekad mau bertemu Mahatma Gandhi. Tetapi orang-orang berusaha menghalanginya, tetapi perempuan itu tidak peduli. Setelah bertemu Mahatma Gandhi perempuan itu mencium kaki Mahatma dan menyerahkan kepadanya satu logam yang nilainya tidak seberapa. Gandi menerima uang logam itu dan menyimpannya baik-baik. Bendahara Gandhi meminta uang itu, tetapi Gandi tidak memberikannya. Bendahara itu sedikit mengolok-olok mengatakan: “Engkau memberikan saya cek dengan nilai ribuah rupi, tetapi engkau tidak percayakan saya menyiimpan uang logam itu”. Tetapi Gandhi menjawab: “Uang logam ini punya nilai jauh lebih tinggi dari semua uang yang kau simpan itu. Jika orang-orang kaya sering memberi dari kelebihannya, tetapi perempuan ini mungkin memberikan semua yang ada padanya. Itulah sebabnya pemberian perempuan ini jauh lebih bernilai dari pada lain-lainnya”.

***********
Perempuan itu memberikan semua yang ada padanya untuk sesuatu yang lebih tinggi nilainya yakni memberikan derma. Dia percaya bahwa dengan tindakan itu, jiwanya diselamatkan. Dia mengorbankan apa saja yang ada padanya asalakan dia diselamatkan.

***********
Orang-orang Yahudi yang berziarah ke Yerusalem pada waktu Paskah orang-orang Yahudi adalah mirip dengan keadaan perempuan tua dalam cerita ini. Mereka adalah orang yang telah bertahun-tahun mengumpulkan dana supaya bisa berziarah ke Yerusalem karena bagi mereka Yerusalem adalah segala-galanya, sebagaimana terungkap dalam mazmur: “lebih baik satu hari di bait Allah dari pada seribu hari di tempat lain”. Atau di dalam bagian lain dikatakan: “Seandainya aku melupakan engkau hai Yerusalem biarkan lidahku melekat pada langit-langitku atau lenganku menjadi lumpuh”.

Tetapi setiba mereka di Kenisah Allah, para pezaiarah itu diperas dan diperlukan secara tidak adil oleh orang-orang Yerusalem terutama oleh petugas bait Allah. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Pertama, setiba di Yersalem, mereka harus membayar pajak kenisah sebagai satu persyaratan supaya bisa merayakan paskah di kenisah. Kebanyakan ziarah yang membawa mata uang asing harus menukarkannya dengan mata uang Palestina. Pemerasan terjadi ketika mata uang asing itu ditukar dengan nilai yang jauh lebih rendah dari pada nilai yang sebenarnya dan disertai dengan pungutan-pungutan liar. Pada hal para peziarah itu telah berjuang dengan susah payah mengumpulkan uang supaya mereka bisa merayakan paskah di Yerusalem.

Kedua, pemerasan lainnya terjadi ketika mereka menjual hewan-hewan persembahan seperti domba atau merpati dengan harga yang sangat mahal. Para peziarah umumnya datang dengan niat tertentu dan karena itu mereka mempersembahkan hewan korban. Hewan yang dikorbankan itu harus tanpa cacat. Petugas Bait Allah mengeluarkan semacam sertifikat untuk hewan yang dikorbankan. Namun sertifikat itu harus dibayar dengan harga yang sangat mahal. Dalam hal ini, para peziarah diperas dua kali. Pertama, mereka harus membeli hewan korban dengan harga yang sangat mahal (19 kali lebih mahal dari harga sebenarnya). Kedua, mereka harus membeli sertifikat dengan harga yang sangat mahal pula. Atas dasar praktek-praktek yang sangat kotor itu, Yesus menjadi sangat marah dan menjungkir-balikkan meja para pedagang dan penukar uang. Yesus sangat marah terhadap kejahatan yang dilakukan di dalam Bait Allah.

**********

Apa pesan Injil hari ini untuk kita? Pertama, kita hendaknya dengan jelas menunjukkan keberpihakan kita apabila kita menyaksikan praktik-praktik pemerasan dan ketika-adilah sebagaimana telah ditunjukkan Yesus. Kedua, jangan menggunakan kesempatan dalam kesempatan sebagaimana telah dilakukan oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem. Ketiga, jangan menjadikan agama sebagai institusi untuk mempratikkan ketidak-adilan dan pemerasan. Semoga Tuhan memberkati kita. Amen.


Смотрите видео Ketidakadilan dan Pemerasan di Rumah Ibadat, Renungan Inspiratif Minggu Ke 3 Prapaskah, 03-03- 2024 онлайн без регистрации, длительностью часов минут секунд в хорошем качестве. Это видео добавил пользователь Bernardus Raho 01 Март 2024, не забудьте поделиться им ссылкой с друзьями и знакомыми, на нашем сайте его посмотрели 378 раз и оно понравилось 26 людям.