MINGGU II PRAPASKA
Mrk 9: 2 – 10
MAKNA DI BALIK
PENDERITAAN YESUS
Pada suatu hari ada sepuluh peziarah yang berangkat menuju sebuah tempat ziarah. Masing-masing mereka memikul salibnya sendiri-sendiri. Salah seorang dari antara mereka merasakan bahwa salibnya terlalu panjang dan berat. Karena itu, ia memotong salibnya sehingga ia bisa berjalan dengan langkah yang agak enteng. Tetapi ketika hendak tiba di tempat tujuan, mereka harus melewati selokan yang agak lebar dan dalam. Mereka tidak bisa melewatinya tanpa salib itu sebagai jembatan. Karena itu masing-masing peziarah itu menurunkan salibnya dan menjadikannya sebagai jembatan dan berjalan lewat di atasnya. Tetapi orang yang telah memotong salibnya tidak bisa menyeberang karena salibnya terlalu pendek. Akibatnya, ia gagal dan tidak sampai di tempat tujuan. Sayang memang. Karena tak tahan memikul beban yakni salibnya sendiri ia akhirnya tidak sampai atau gagal mencapai tujuan. Aandai kata, dia tidak memotong salibnya atau rela memikul salibnya, niscaya dia akan sampai ke tempat tujuan dan memperoleh sukacita.
***********
Salib adalah pengorbanan atau penderitaan yang harus dilalui apabila orang mau mencapai kebahagiaan. Warta seperti itulah yang mau disampaikan oleh Liturgi hari ini. Di dalam bacaan pertama hari ini, janji kepada Abraham terpenuhi karena dia bersedia mengorbankan puteranya yang tunggal yakni Isaak. Sedangkan di dalam Injil, Yesus yang sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk menderita mengalami peristiwa transfigurasi. Yesus dimuliakan di atas gunung.
*******
Peristiwa transfigurasi seperti yang diceriterakan di dalam Injil hari ini merupakan titik balik di dalam kehidupan Yesus. Ketika dibaptis di sungai Yordan beberapa tahun sebelumnya, Yesus menjadi sadar akan misinya, ketika Ia mendengar suara dari langit, “Engkaulah PuteraKu yang Kukasihi, kepadamulah aku Aku berkenan” (Luk 3:22). Sejak saat itu, Yesus memiliki rasa percaya diri yang luar biasa. Sekarang situasi sudah berubah. Banyak orang yang memusuhiNya. Karena itu, Yesus pergi ke atas gunung untuk berdoa dan menemukan arti dari segala sesuatu yang menimpa diriNya. Di atas bukit itulah Dia bertemu dengan tokoh penting dari Perjanjian Lama, yaitu Moses dan Elia dalam kemuliaan.
Moses dan Elia berbicara kepada Yesus tentang arti dari perjalanannya ke Yerusalem. Di Yerusalem Dia akan ditolak bangsa-Nya sendiri. Di Yerusalem, Dia akan mengalami penderitaan, penyaliban dan kematian. Meskipun demikian, kematian bukanlah akhir yang tragis. Sebaliknya, sebagaimana Laut Merah adalah pintu menunju Tanah Terjanji, demikianpun penderitaan dan kematian merupakan pintu masuk menuju kebangkitan. Sekalipun Yesus harus mati di kayu salib, tetapi pada hari ketiga ia akan bangkit dari antara orang-orang mati. Itulah makna dari percakapan antara Yesus, Moses, dan Elia dan itu pula makna mengapa peristiwa transfigurasi atau peristiwa Yesus dimuliakan di atas gunung ditempatkan dalam Minggu kedua masa prapaska.
*********
Jalan yang ditempuh oleh Yesus adalah juga jalan yang ditempuh oleh setiap orang yang mau mengikuti-Nya secara sungguh-sungguh. Kebangkitan diperoleh melalui kematian. Kebahagiaan diperoleh melalui pengorbanan. Kemenangan diperoleh melalui salib. Yesus sendiri pernah bersabada: “Barangsiapa mau mengikuti Aku, hendaknya ia menyangkal diri, memikul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku.” Tetapi salib setiap orang tentu berbeda-beda. Bagi sebagian orang, salib itu barangkali nampak dalam sakit yang berkepanjangan, usia lanjut, ketidak-adilan, kesusahan yang beruntun. Namun, yakinlah bahwa Tuhan tidak akan memberikan kepada kita salib yang tidak mampu kita pikul karena Dia akan senantiasa menguattkan kita. Tuhan memberkati kita. Amen.
Watch video Makna Di Balik Penderitaan Yesus - Renungan Inspiratif Minggu ke 2 Masa Prapaskah, 25 Februari 2025. online without registration, duration hours minute second in high quality. This video was added by user Bernardus Raho 23 February 2024, don't forget to share it with your friends and acquaintances, it has been viewed on our site 405 once and liked it 28 people.