Perumpamaan Tentang Benih Yang Bertumbuh - Renungan Inspiratif Minggu Biasa ke 11, 16 Juni 2024.

Published: 14 June 2024
on channel: Bernardus Raho
565
39

MINGGU BIASA KE-11
Yeh. 17:22-24; 2Kor. 5:6-20
Mrk. 4:26-34

PERUMPAMAAN TENTANG BENIH YANG BERTUMBUH

Seorang anak muda bermimpi ia berjalan di sebuah toko. Dia heran karena penjaganya adalah seorang malaikat. Dia mendekati malaikat itu dan bertanya: “Apa saja yang Anda jual di toko ini?” Malaikat itu menjawab: “Apa saja yang engkau minta!” Dengan antusias, malaikat itu mencatat pesanannya. “Saya ingin membeli kesejahteraan, keadilan, dan perdamaian”. Belum lagi anak muda itu meneruskan daftar belanjaannya, malaikat itu memotong: “Maaf, anak muda! Jangan mengerti salah. Di sini kami tidak menjual barang jadi. Kami hanya menjual bibit-bibit. Kalau Anda mau memperoleh kesejahteraan, keadilan, dan perdamaian, mulailah dengan hal-hal yang kecil dan sederhana.”
*********
Dalam Injil hari ini, Yesus membandingkan Kerajaan Allah dengan dua pertumpamaan. Perumpamaan pertama adalah benih yang ditanamkan di tanah. Pertumbuhannya tersembunyi bagi manusia. Bagaimana terjadinya pertumbuhan itu tidak diketahui oleh orang yang menanamnya. Pertumbuhan itu diketahui hanya oleh Allah. Pertumbuhan berjalan sangat pelan mengikuti tahap-tahap tertentu hingga dia menghasilkan buah. Petani dan pekerja hanya tahu memetik hasil.
Perumpamaan yang kedua membandingkan kerajaan Allah itu dengan biji sesawi. Sesawi adalah sejenis sayuran-sayuran yang banyak bertumbuh di wilayah sekitar danau Genazaret. Tingginya bisa mencapai 2-3 meter, sedangkan bijinya cuma 1 mm saja. Biji sesawi memang paling kecil di antara bebijian. Tetapi ketika bertumbuh dia bisa menjadi pohon yang rindang tempat burung-burung bersarang.
Dengan mengemukakan dua perumpamaan itu, Yesus menjelaskan hakikat kerajaan Allah. Hakikat yang pertama, Kerajaan Allah itu adalah karya Allah dan bukannya karya manusia. Segala sesuatu di dalamnya tergantung pada Allah. Apa artinya ini untuk kita? Kita sulit menerima perkembangan yang tersembunyi dan lamban serta kelihatannya tidak berarti. Orang sering kali tidak sabar dengan proses, tetapi ingin menikmati hasil secepatnya. Tetapi seturut Injil hari ini, orang harus belajar menjadi seperti petani. Dia menantikan segala sesuatu dengan sabar dan menyerahkan segala-galanya pada Tuhan. Perumpamaan ini mengajar kita untuk bersabar dan menghargai pertumbuhan. Mungkin saja hal ini tidak cocok dengan mental orang zaman ini yang cenderung selalu bergerak cepat dan tergesa-gesa. Tetapi Kerajaan Allah adalah anugerah Allah. Kita tidak bisa memaksakan pertumbuhannya karena daya tumbuh itu berasal dari Allah.
Hakikat kedua dari kerajaan Allah itu adalah asal-usulnya yang sangat sederhana. Biji sesawi itu sangat kecil. Tetapi ketika ditanam, dia akan bertumbuh dan menjadi pohon yang rindang. Demikianpun halnya dengan kerajaan Allah. Dia bermula dengan Yesus dari Nasaret yang dilahirkan dalam kesederhanaan dan dari orangtua yang sangat sederhana. Dia hidup selama 30 tahun dalam kemiskinan di Palestina, dan hidup sebagai seorang tukang kayu. Selama tiga tahun Dia berjalan dari kampung ke kampung untuk mengajar dan berbuat baik. Kemudian Dia mati sebagai penjahat di kayu salib. Tetapi titik balik terjadi ketika Dia bangkit dari kubur dan Roh Kudus turun atas para rasul. Apa yang pada mulanya sangat sederhana berkembang pesat menjadi sesuatu yang luar biasa. Semua perkembangan itu terjadi karena karya Allah sendiri.
********
Melalui perumpamaan-perumpamaan hari ini, Yesus mengajarkan kepada kita dua hal. Pertama, kita tidak bisa memaksakan pertumbuhan. Perumpamaan Yesus ini tentu merupakan hiburan bagi pemimpin-pemimpin umat yang merasa gagal karena tidak melihat perubahan-perubahan dalam kehidupan umat Allah. Kita tidak bisa memaksakan supaya umat Allah berkembang seperti yang kita targetkan karena kekuatan yang menciptakan perubahan dalam diri manusia berasal dari Allah. Kita hanya bisa mengharapkan perubahan tetapi tidak bisa memaksakannya. Tentu hal-hal seperti ini tidak cocok dengan orang-orang yang revolusioner.
Kedua, kerajaan Allah itu dimulai dengan hal-hal yang sederhana. Nilai-nilai di dalam kerajaan Allah itu juga dimulai dengan hal-hal yang sederhana. Kita tidak mungkin menciptakan gagasan-gagasan besar, seperti keadilan, perdamaian, kesejahteraan, pengampunan dan lain-lain kalau kita tidak mulai dengan hal-hal yang sangat sederhana yakni dimulai dengan diri sendiri. “Perjalanan seribu kilometer dimulai dengan langkah yang pertama”, kata pepatah Cina. Tuhan memberkati kita. Amin.


Watch video Perumpamaan Tentang Benih Yang Bertumbuh - Renungan Inspiratif Minggu Biasa ke 11, 16 Juni 2024. online without registration, duration hours minute second in high quality. This video was added by user Bernardus Raho 14 June 2024, don't forget to share it with your friends and acquaintances, it has been viewed on our site 565 once and liked it 39 people.