MINGGU BIASA KE-32
Keb. 6:13-17; 1Tes. 4:13-18
Mat. 25:1-13
SONGSONGLAH PENGANTIN
Anda mungkin pernah menonton film Titanic. Film itu bercerita tentang kapal Titanic yang berlayar dari Inggris menuju Amerika pada tanggal 14 April 1912. Kapal mewah yang disebut tidak akan tenggelam itu memuat 2.000 penumpang. Tetapi insiden tragis terjadi karena ketidak-waspadaan petugas pada ruang kemudi. Dari ruang pengintai petugas telah memperingatkan mereka yang bertugas di ruang kemudi melalui telepon bahwa di depan mereka ada gunung es. Waktu telepon berdering, petugas di ruang kemudi masih sibuk dengan urusan kecil-kecil sambil bersenandung ria. Satu menit berlalu. Menit kedua juga berlalu karena petugas masih sibuk dengan hal-hal yang tidak penting. Menit ketiga juga berlalu begitu cepat. Ketika akhirnya dia mengangkat gagang telepon, terdengarlah suara dari ruang pengintai: “Ini ruang pengintai! Gunung es persis ada di depan kita. Cepat putar haluan!”
Tetapi apa mau dikata. Sudah terlambat. Nasi sudah menjadi bubur. Ketika petugas bergegas menuju kemudi, Titanic menabrak persis di bagian tengah gunung es dan menimbulkan gemuruh bunyi yang dahsyat. Tiga menit bernilai yang sebetulnya bisa menyelamatkan 1.600 jiwa telah disia-siakan karena ketidak-waspadaan petugas. Beberapa jam kemudian kapal mewah yang sangat besar itu akhirnya tenggelam. Malapetaka itu terjadi karena petugas tidak waspada dan bersiap siaga untuk menjalankan perintah yang datang dari ruang pengintai.
********
Ketidak-waspadaan para gadis yang menyambut kedatangan pengantin dibicarakan oleh Yesus di dalam Injil hari. Sebagaimana kita baca dalam Injil hari ini, Yesus berbicara tentang kedatangan-Nya yang kedua pada akhir zaman yang diumpamakan dengan kedatangan pengantin pada waktu yang tidak disangka-sangka. Pada kedatangan-Nya yang kedua itu, Yesus menunjukkan diri sebagai Tuhan segala bangsa. Semua orang yang percaya kepada-Nya harus bersiap-siap menerima Dia. Guna menekankan pentingnya siap-siaga atau berjaga-jaga itu, Yesus menceritakan perumpamaan tentang sepuluh gadis yang ditugaskan untuk menyongsong pengantin.
Masing-masing gadis itu membawa pelita karena diperhitungkan bahwa mempelai datang pada malam hari. Lima di antara gadis itu bijak, sedang lima yang lain bodoh. Gadis yang bijak, selain membawa pelita, juga membawa buli-buli yang berisi minyak. Sedangkan gadis yang bodoh tidak membawa minyak. Semua bersiap dengan pelita bernyala, tetapi mempelai itu belum juga datang-datang sehingga mereka semua tertidur. Baru di tengah malam disampaikan bahwa mempelai datang. Gadis-gadis yang bodoh langsung melihat bahwa pelitanya hampir padam. Karena itu, mereka meminta pada gadis-gadis yang bijak sedikit minyak. Tetapi permintaan mereka ditolak karena mereka juga takut jangan-jangan pelita mereka akan padam juga.
**********
Melalui perumpamaan itu, Yesus mau mengajarkan kita untuk senantiasa berjaga-jaga bukan sekali seminggu atau sekali sebulan atau dua kali setahun melainkan setiap saat. Soalnya, hanya mempelai yang tahu kapan dia akan datang. Setiap orang yang mendengar Injil hari ini diberi peringatan keras agar belajar hidup dengan bijak. Dia harus selalu siap menantikan kedatangan mempelai kapan pun hal itu terjadi. Dia juga harus menyiapkan minyak cadangan agar pelita masih tetap bernyala ketika mempelai datang pada waktu yang sangat larut malam.
Gadis yang bijak di dalam perumpamaan ini adalah orang-orang Kristen yang senantiasa siap-sedia menyambut kedatangan Kristus yang kedua. Mereka itu adalah orang-orang yang senantiasa dengan setia dan tekun melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dipercayakan kepada mereka. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa siap-sedia kapan saja Tuhan datang memanggil mereka. Bagi mereka, setiap hari merupakan hari terakhir di dalam hidup sehingga harus dijalankan dengan sebaik mungkin. Sedangkan gadis-gadis yang bodoh adalah orang-orang Kristen yang terlena dengan kehidupan di dunia ini dan tidak mempersiapkan diri untuk kehidupan kekal. Mereka ini juga gampang terbius dengan tawaran-tawaran dunia ini.
********
Banyak orang berspekulasi tentang akhir dunia. Namun, Yesus sendiri tidak pernah menyatakan waktunya. Akhir dunia mungkin masih jauh, tetapi akhir hidup untuk masing-masing orang bisa terjadi kapan saja. Bukanlah tugas kita untuk membuat spekulasi tentang kapan dunia berakhir. Tugas kita yang paling utama adalah berjaga-jaga dengan tekun melakukan perbuatan-perbuatan baik, sehingga apabila Tuhan datang, Dia mendapati kita sudah siap-sedia. Semoga Tuhan memberkati kita. Amin.
Watch video Songsonglah Pengantin! - Renungan Inspiratif Minggu Biasa ke 32, 12 November 2023. online without registration, duration hours minute second in high quality. This video was added by user Bernardus Raho 10 November 2023, don't forget to share it with your friends and acquaintances, it has been viewed on our site 431 once and liked it 37 people.