Yang Mereka Ajarkan Tidak Mereka Lakukan - Renungan Inspiratif Minggu Biasa ke 31, 5 November 2023,

Published: 03 November 2023
on channel: Bernardus Raho
414
42

MINGGU BIASA KE-31
Mal.1:14b-2:2b.8-10; 1Tes. 2:7b-9.13
Mat. 23:1-12


YANG MEREKA AJARKAN
TIDAK MEREKA LAKUKAN


Pada suatu hari seorang ibu datang kepada Mahatma Gandhi. Ia datang bersama seorang anaknya yang berusia 20-an tahun. Ia meminta Mahatma Gandhi supaya menasihati anaknya untuk tidak merokok lagi. Mahatma Gandhi menyuruh ibu itu untuk kembali lagi sesudah satu minggu. Ibu itu melakukan seperti yang diberitahukan kepadanya. Setelah satu minggu, ia kembali lagi dengan anaknya. Pada waktu itulah Mahatma Gandhi menasihati anak itu untuk tidak merokok. Ibu itu heran. Mengapa untuk mengatakan hal sesederhana itu Mahatma Gandhi mesti menunggu waktu satu minggu. Lalu ia bertanya: “Mengapa Bapak tidak mengatakan hal itu minggu lalu saja sehingga kami tidak perlu datang dua kali ke tempat ini?” Dengan tenang Mahatma Gandhi menjawab: “Bu, minggu lalu saya sendiri masih merokok. Saya tidak bisa menasihati orang untuk tidak merokok sementara saya sendiri merokok. Sekarang saya tidak merokok lagi. Karena itu saya bisa menasihati anak muda itu untuk tidak merokok karena saya sendiri sudah tidak merokok lagi”.
*********
Mahatma Gandhi adalah pemimpin spiritual bangsa India yang tidak cuma mengajar orang-orang India tentang apa yang harus dilakukan, melainkan juga melakukan apa yang dia ajarkannya. Kekuatan dari kepribadian Mahatma Gandhi terletak di dalam keteladannya. Ia sendiri melakoni kehidupan yang sangat sederhana berdasarkan hasil pekerjaannya sendiri. Ketika ia wafat, miliknya yang paling berharga adalah sepasang sandal, kaca mata, buku nyanyian, dan sebuah mangkuk.
**********
Di dalam Injil hari ini, Yesus mengecam orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat karena mereka menyampaikan ajaran yang bagus-bagus, tetapi mereka sendiri tidak melakukannya. Karena itu, Yesus menyampaikan kepada para pendengar-Nya supaya mereka mendengarkan apa yang mereka ajarkan, tetapi jangan mengikuti apa yang mereka lakukan. Para murid mesti mendengarkan ajaran para rabi karena mereka menduduki kursi Musa. Mereka adalah orang-orang yang terhormat. Tetapi tidak boleh menuruti cara hidup mereka. Alasannya ialah karena mereka hanya tahu mengajar, tetapi tidak tahu melaksanakannya. Dengan demikian, mereka cuma memikulkan beban kepada orang-orang lain, tetapi mereka sendiri tidak pernah menyentuhnya.
Kalaupun mereka melakukan hukum Taurat itu, maka hal itu dilakukan semata-mata untuk dilihat dan dipuji orang. Soalnya, mereka mengenakan tanda kesalehan yang menonjol seperti tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang. Di samping itu, mereka adalah orang-orang yang suka cari hormat dengan mengambil tempat-tempat duduk yang baik pada waktu pesta-pesta maupun dalam ibadat. Sementara itu, di pasar-pasar di mana orang-orang berdesakan mereka menuntut penghormatan dengan menyapa mereka rabi.
Lalu bagaimanakah Yesus mengidealkan kepemimpinan yang mesti diwujudkan di antara para murid? Menurut Yesus, kepemimpinan di antara para murid harus berbeda dari kepemimpinan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Kepemimpinan di antara para murid mestinya bersifat melayani dan bukan hanya mengajari. Mereka harus mengajar dengan memberikan contoh. Alasannya adalah karena semua orang adalah saudara. Tidak ada orang yang menganggap diri lebih hebat dari orang-orang lain. Semua orang mesti hidup sebagai anak-anak dan saudara-saudari dari Bapa yang satu dan sama.
*********
Peringatan Yesus untuk orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat adalah peringatan untuk kita juga, teristimewa bagi para pemimpin baik di dalam lingkungan Gereja maupun pada masyarakat sipil. Tetapi dalam arti tertentu, kita semua adalah pemimpin. Di dalam keluarga seorang suami adalah pemimpin untuk keluarga. Dia hadapan anak-anak, seorang ibu adalah pemimpin untuk anak-anaknya. Di sekolah, seorang guru adalah pemimpin untuk para murid. Di lingkungan perkantoran dalam jenjang yang berbeda, seseorang bisa menjadi pemimpin untuk rekan-rekannya. Dalam konteks tertentu kita semua adalah pemimpin.
Kesalahan orang-orang Farisi sebagai pemimpin adalah tidak adanya keselarasan antara apa yang mereka ajarkan dengan apa yang mereka lakukan. Mereka mengajarkan sesuatu tetapi tidak melakukannya. Mereka ajar lain, tetapi buat lain. Mereka cuma bicara tetapi tidak berbuat. Padahal seorang pemimpin yang baik akan selalu memadukan apa yang diucapkannya dengan apa yang dilakukannya sebagaimana telah dilakukan oleh Mahatma Gandhi di dalam cerita di atas dan Yesus Kristus di dalam Injil. Keberhasilan seorang pemimpin tidak terletak dalam kata yang bagus-bagus melainkan di dalam kesaksian hidup. Semoga berkat kekuatan yang kita terima dari perayaan Ekaristi Kudus, kita semua sanggup menjadi pemimpin yang satu dalam kata dan perbuatan. Tuhan memberkati kita. Amin.


Watch video Yang Mereka Ajarkan Tidak Mereka Lakukan - Renungan Inspiratif Minggu Biasa ke 31, 5 November 2023, online without registration, duration hours minute second in high quality. This video was added by user Bernardus Raho 03 November 2023, don't forget to share it with your friends and acquaintances, it has been viewed on our site 414 once and liked it 42 people.