MINGGU BIASA KE-27
Yes. 55:1-7; Flp. 4:6-9
Mat. 21: 33-43
PERUMPAMAAN TENTANG ORANG
UPAHAN DI KEBUN ANGGUR
Pernah diceritakan tentang dua orang perempuan muda yang pada suatu hari mengantar seorang wanita tua yang sakit-sakitan ke sebuah panti jompo milik Suster-suster Cinta Kasih yang didirikan oleh Santa Teresia dari Calcuta. Kedua wanita itu menceritakan kepada suster-suster di situ bahwa mereka menemukan perempuan pengemis itu di jalanan. Mereka merasa kasihan kepadanya karena ia sakit-sakit dan tidak mempunyai tempat tinggal. Oleh karena itu mereka membawanya ke panti jompo itu, dan mengharapkan supaya para suster bisa menerima dan merawat dia.
Setelah kedua wanita muda itu pergi, ibu itu menangis dengan tangisan yang sangat memilukan. Ketika para suster bertanya mengapa ia menangis, ibu itu menjawab, “Saya bukanlah pengemis yang mereka temukan di jalan. Saya adalah ibu kandung kedua perempuan muda tadi. Mereka tidak senang saya tinggal dengan mereka karena mereka sibuk dengan pekerjaannya.” Ibu itu sangat kecewa karena kedua anaknya bukan cuma tidak tahu bersyukur kepada orangtua yang telah membesarkan mereka, melainkan berbuat jahat kepadanya karena mereka tidak mengakuinya sebagai Ibu, melainkan sebagai seorang pengemis yang dipungut di jalanan. Air susu telah dibalas dengan air tuba.
********
Keluhan atau kekecewaan yang sama kita dengar juga dalam bacaan-bacaan hari ini. Dalam bacaan pertama hari ini, kita mendengar keluhan Tuhan atas kebun anggur-Nya. Tuhan telah melakukan yang terbaik, tetapi mengapa kebun anggur itu menghasilkan anggur asam? “Kebun anggur Tuhan ialah umat Israel: Dinantinya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinantikan-Nya kebenaran , tetapi hanya ada keonaran”
Sedangkan di dalam Injil, Yesus berbicara tentang seorang tuan tanah yang membuka kebun anggur dan menyewakan kebun itu kepada para penggarap. Ketika musim panen tiba, pemilik kebun itu mengirimkan hamba-hambanya untuk mengambil apa yang menjadi bagiannya. Tetapi apa yang terjadi? Utusan-utusan itu malah dibunuh. Orang itu berusaha mengirim lagi dengan jumlah yang lebih besar. Tetapi nasib mereka sama saja. Namun demikian, pemilik kebun itu masih tetap berharap. Karena itu ia mengirim putranya sendiri dengan perhitungan bahwa orang-orang itu akan menyegani dia dan memberikan apa yang dimintanya. Ternyata dugaan itu keliru. Anak itu bukan cuma tidak disegani, melainkan malahan di bunuh.
Setelah menyampaikan perumpamaan itu, Yesus meminta pertimbangan imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi tentang apa yang harus dilakukan oleh pemilik kebun itu terhadap penggarap-penggarap yang kurang ajar itu. Tentu saja para imam kepala akan menjawab, “Semua penggarap itu akan dibunuh supaya mereka mendapat hukuman yang setimpal”. Pemilik kebun anggur itu sudah terlalu sabar dengan mereka dan betapa dia dikecewakan oleh penggarap-penggarap kebun itu. Mereka bahkan membunuh anaknya sendiri. Itu berarti bahwa mereka tidak lagi mempunyai rasa hormat kepada Allah karena berani membunuh ahli waris supaya bisa mengambil alih kebun anggur itu.
Apa yang mau disampaikan oleh Yesus melalui perumpamaan ini? Melalui perumpamaan itu, Yesus mau mengecam sikap keras kepala dan kejahatan Israel, khususnya para pemimpin dan tua-tua Israel. Sebagai Putra Allah, Yesus datang untuk meminta pertanggungan-jawab mereka, tetapi Dia malahan mau dibunuh. Allah menantikan pertobatan mereka, tetapi mereka malahan menjadi lebih tegar hati. Mereka sama sekali tidak menangkap kesabaran dan belas kasihan Allah. Dari sebab itu kebun anggur itu akan diambil dan disewakan kepada penggarap-penggarap lain “yang akan menyerahkan hasil kepadanya pada waktunya.”
*******
Siapakah yang dimaksudkan dengan penggarap-penggarap kebun anggur dalam perumpaan Yesus. Penggarap-penggarap pertama adalah bangsa Israel yang menolak pewartaan Yesus. Merekalah yang membunuh para utusan Allah yakni para nabi yang diutus untuk memperingati mereka supaya kembali ke jalan yang benar. Sedangkan penggarap-penggarap baru adalah orang-orang Kristiani – yakni Israel baru - yang menerima pewartaan Yesus dan mengakui Yesus sebagai Juru Selamat. Sebagai Israel baru atau penggarap-penggarap baru kita diharapkan untuk menyerahkan hasil pada waktunya dalam bentuk perbuatan-perbuatan baik, perbuatan-perbuatan kasih, saling mengampuni, berlaku adil dan jujur terhadap sesama, dan saling melayani dalam semangat kerendahan hari. Semoga Tuhan memberkati kita. Amen.
Watch video Perumpamaan tentang Orang Upahan di Kebun Anggur - Renungan Inspiratif Minggu Biasa 27, 8/10/2023. online without registration, duration hours minute second in high quality. This video was added by user Bernardus Raho 06 October 2023, don't forget to share it with your friends and acquaintances, it has been viewed on our site 423 once and liked it 28 people.